Cerita kakek adnan
Burung-burung bernyanyi di pagi hari.angin yang sejuk
membisiki salam. Pagi yang cerah…Sekarang aku sedang berjalan kaki menusuri
jalanan kota yang mulai ramai dipadati oleh orang-orang yang memulai harinya
dengan bekeja dan kesibukan nya masing-masing. Hari ini aku akan mencoba
sesuatu yang berbeda pada sebelum nya.kali ini aku ingin menceritakan tentang
sebuah kisah yang di ceritakan oleh kakek-kakek yang barusan ku tolong dia
untuk menyeberang jalan. Kulihat dari sorot matanya yang Lelah tapi menyimpan
cerita Panjang di sana. Entah siapa dia, aku tak mengenalinya, tapi bagiku dia
adalah manusia yang di takdirkan tuhan untuk bertemu dengan ku. ku sebut dia
anugrah.
pak Adnan, 72th.ya…itulah nama kakek tua ini. Awal ku
bertemu dengan nya, pada saat kami Bersama orang-orang yang ingin menyeberang
jalan tapi lampu hijau jalan sudah menyala. Menyisakan hanya aku dan kakek tua
itu, karena beliau begitu lambat berjalan dan aku bantu menerobos ribuan motor
yang sudah mulai berjalan. Aku kagum dengan kakek ini pada saat aku bertemu
dengan nya. Di usianya yang tidak muda lagi dia masih sanggup untuk berjalan
menelusuri kota Bandung di sekitaran alun-alun Bandung. Setelah aku membantu si
kakek menyeberang, Lalu si kakek berkata “ neng, bisa temenin saya?. Bisi saya
kesulitan menyebrang nanti nya saya mau jalan-jalan kearah sana” sembari
menunjuk arah jalan braga.
“iya kek gak papa,aku juga mau keliling-keliling”
kataku. Aku sebenarnya agak canggung. Tapi si kakek ini berusaha membuat ku
supaya lebih enjoy.
Sepanjang jalan sambil berjalan-jalan di pinggiran
braga dia bercerita tentang kehidupan nya. Menurutku dia ini orang golongan
menengah atas, berkecukupan pada masa tua beliau. Tapi dia di tinggal kan
putrinya dan istrinya pada saat mereka sedang berpergian lalu ada sebuah
kecelakaan yang menyerang anak dan istri kakek tua ini. Raut sedih yang
menyelimuti wajah tua kakek ini. Dan tibalah kami di restoran sekitar braga.
Menurutku restoran ini cukup mewah dan mahal. Lalu setelah memesan beberapa
menu yang kami berdua pilih, si kakek melanjutkan cerita nya lagi. Dalam ceritanya kali ini, sedih, lucu, dan
Bahagia terukir di dalam kisah nya. Tak lupa pula dia menyisipkan nasihat nya
yang menurutku sangat berharga. Dia hidup hanya sebatangkara daerah ciampelas
bandung. Setelah kami melahap habis
semua hidangan nya.lalu si kakek membayarkan porsi makanan ku. Dengan harga rahasiaaa lalu dengan senang hati aku berterimakasih. Setelah makan kami lanjutkan berduduk duduk
santai dengan si kakek. Dia melanjutkan ceritanya. Dia mempunyai 1 rumah yang
tidak berpenghuni di Kawasan buah batu yang awalnya dia membuatkan untuk anak
nya tadi,tapi takdir berkata lain dan si anak sudah di panggil yang maha kuasa
terlebih dahulu. Tak ada yang merawat kakek ini di rumah. ‘’saya makan,mencuci
pun saya lakukan sendiri neng. Syukurnya yang maha kuasa masih membrikan saya
kekuatan walau saya sedang sangat kesepian.dengan cara berjalan-jalan seperti
inilah saya menghilangkan kesedihan dan kesepian saya itu. Alhamdulillah saya
ketemu eneng tadi yang mampu membantu saya menyeberang dan akhirnya saya bisa
ada teman mengobrol. Neng masih kuliah?.’’ Tutur nya.
‘’ masih kek’’ . jawabku
‘’ iya neng alhamdulillah, nikmatin aja neng masa
belajar nya. Jangan mikirin lelaki dulu ya neng. Semoga entar eneng jadi orang
yang berguna. Bisa banggain orang tua ya neng. Semoga eneng juga menjadi anak
yang lebih baik. Ya kekek doakan ya.’’
Deg,, hatiku merasa ini seperti nasihat seorang ayah
kepada putri nya.’’
Hari sudah mulai semakin sore seharian penuh aku
berjalan-jalan sambil berkelilng daerah alun-alun bandung,braga,banceuy, asia
Africa dan bandros pun ku naiki. Yah… yang mungkin seperti yang kalian duga aku
Bersama kakek itu. Tapi sebelum berpisah….
“ neng ini saya ada sedikit rezeki buat eneng. Siapa
tau buat keperluan eneng ya.” kata si kakek itu sambal menyodorkan amplop yang
barusan di ambil dari tas selempang tua nya.
“aduh kek gak usah repot-repot,saya tadi cuman ingin
membantu kakek buat nyebrang aja eh, tiba tiba kakek minta temenin saya jalan-
jalan. Dengan senang hari saya menemani kakek jalan jalan karena saya juga
sekalian ingin berkeliling kek. Aku gak papa aku ikhlas .terimakasih juga sudah
mebayarkan saya makan tadi kek”. Tutur ku sambal tersenyum . seraya ingin
membalik kan badan ku pergi meninggalkan kakek ini.
Tapi tunggu, ada raut wajah kecewa ketika sekilas ku
melihat wajah nya . saat ku membalikan badan ku tiba-tiba dia memanggil ku
lagi.
“terima aja ya neng maksud saya baik, apa guna nya
saya mengumpulkan gajih pensiunan saya jika tidak di bagi bagikan kepada
orang-orang yang pernah membantu saya. Tidak ada artinya kalau mengumpulkan
harta jika tidak ada yang memakai nya atau menikmati nya. Saya ikhlas neng gak
papa ambil saja”. Kata si kakek dengan wajah penuh harap dan rasa kecewa Ketika
aku tadi menolak kebaikan nya.
Lalu aku harus
bagaimana?
‘’udah neng nih ambil aja ‘’. sambil menyodorkan
amplop itu langsung ke tangan ku.’’gak papa ya terimakasih juga. Ini neng
simpan nomer saya kbisi eneng butuh sesuatu ,kalau saya masih bisa bantu saya
bantu ya neng Saya juga mau pulang lagi nunggu bis damri damri neng’’ kata si
kakek ini lagi.
“iya kek makasih banyak, assalamualaikum’’
‘’waalaikumsalam’’
Akupun berpisah dengan kakek itu. Di tangan ku masih
ada amplop pemberian si kakek. Sudah lah aku masukan saja amplop ini ke dalam
tas ku. Lalu aku pun pulang. Sepanjang perjalanan aku berfikir tentang cerita
kakek itu sungguh tuhan memberikan kelebihan di setiap kekurangan hambanya.
Seperti kakek tadi. Dia di berikan harta,umur dan segalanya yang berkecukupan
tapi, di samping itu semua dia kesepian mengurus semuanya nya tanpa ada
keluarga di umurnya yang senja. Ohh tuhan… jika di fikir fikir skenario
perjalanan yang kau rancang cukup indah. Dan kami seorang hamba hanya bisa
menjalani nya dan tinggal minta pertolongan pada mu.
Sesampainya di rumah ,aku mandi, lalu be beristirahat.
Jam menunjukan pukul 20:30. ku teringat amplop pemberian si kakek tadi.lalu ku
buka dan ku lihat isinya. Masya allah, inikah rezkimu yang kau berikan Ketika
hamba mu ini mulai ikhlas melakukan suatu perbuatan yang baik. Terimakasih
tuhan kau memberikan ku rezki melalui prantara hambamu. Menurut ku ini sudah
lebih dari sekedar cukup dan orang tua ku pun tidak mudah memberikan sesuatu
dengan gampang dalam hal seperti ini. Sungguh luar biasa .
Suatu saat nanti pasti akan ku balas perbuatan baik si
kakek ini… indah nya Ketika berbuat baik dan selalu berbalas-balasan dalam hal
kebaikan. Semoga perbuatan baik ini selalu bisa ku jalani. Berbuat ikhlas dalam
suatu perbuatan tanpa harus berharap Kembali. Itu rasanya Bahagia yang tak bisa
ku gambarkan. Karena ku percaya ada tuhan yang selalu menilai dan melihat
setiap perbuatan hamba nya entah itu
baik maupun buruk. Terimakasih juga kek nasihat, semangat hidup mu dan pelajaran
hidup yang bisa ku ambil darimu sungguh
tak bisa di bayarkan .
*btw yg itu di bayarkan si kakek dan itu porsi yang kami ambil. Aku sebenarnya
cuman memesan nasi goreng dan jus manga aja, tapi si kakek lebih banyak memesan
lagi. Katanya takut kurang buat ku .mungkin karena daerah braga jadi agak lebih
mehong gitu guys. 😊Dan ini kejadian udah cukup lama
terjadi pada awal-awal bulan July kemarin saat aku jalan jalan di alun alun .
sumpah kakek nya baik pake bangetttt.padahal orang loh aku juga gak kenal.* baru sekarang kepikiran buat cerita.
Yah intinya
ini saja ya yang bisa ku ceritakan soal nya klo ,men detail itu Panjang dan si
kakek ini pun cerita mulu dan nanya nanya juga. Ya maklum lah ya orang tua gitu
gmn hehe 😊
Komentar
Posting Komentar